Tradisi Arak - Arakan Menyambut Malam Takbiran Idul Fitri di Bengkah
Bengkah.com - Istilah Ngarak atau Arak-arakan merupakan kata Nomina yang berarti Iring-iringan yang dilakukan oleh sekelompok orang, atau secara umum orang menyebutnya dengan kata Pawai. Tradisi ini biasanya dilakukan secara bergerombol dengan jalan perlahan, yang disertai dengan membawa benda-benda pertunjukan hasil karya masyarakat setempat, mereka juga menggunakan obor (jika dilaksakanakan pada malam hari) tapi sekarang sudah digantikan dengan Lampu TL yang disambung.
Pada malam takbiran / malam hari raya masyarakat bengkah biasanya berarak berkeliling dengan berjalan kaki sambil membawa benda-benda yang mengandung nilai seni religi seperti Masjid Mini, ada juga berbentuk hewan seperti Unta, kubah, dan lain-lain.
Peserta yang mengikuti tradisi ini berasal dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dalam pergerakannya meskipun yang melaksanakn Arak-arakkan dari salah satu kampung, namun setelah bergerak mereka akan diikuti oleh warga kampung lainnya. Hal ini lantaran suara yang riuh rendah melantunkan lafadz ilahi begitu menggema dapat mengundang perhatian warga lainnya, sehingga secara sepontanitas mereka keluar rumah dan menyaksikan aksi Arak-arakkan itu. Beberapa orang yang menyaksikan tidak sedikit yang terkesima dan terhibur, sementrara warga lainnya tak sungkan untuk turun dan bergabung dalam tradisi itu.
Kebiasan yang sudah berlangsung lama ini nampaknya tetap dijaga dan dirawat oleh warga dusun bengkah dan warga lainnya di kelurahan wonosekar.
Pembuatan miniatur Masjid ini kerap dilakukan setiap tahunnya saat bulan suci Ramadhan menjelang Hari Raya Shalat Id’.
Tuan Crab Karya Pemuda Masjid Nurhikmah ( Kidul ) |
Pembuatan miniatur arak - arakan ini biasanya dibuat oleh pemuda tiap masjid dan musholla yang ada di dusun bengkah , biaya dikumpulkan dengan cara swadaya masyarakat.
0 Response to "Tradisi Arak - Arakan Menyambut Malam Takbiran Idul Fitri di Bengkah"
Post a Comment