Biografi Simbah KH.Dzanuri
Bengkah.com - Jika pada tulisan sebelumnya kita sudah megulas Biografi simbah Dimyathi , pada tulisan ini kita akan membahas tentang biografi simbah Kh. Dzanuri yang tidak lain adalah putra dari simbah Dimyathi.
NASAB KH. DZANURI
BENGKAH
Nama beliau adalah Dzanuri bin KH
Abdullah Dimyathi bin Raden Mas Sanusi bin Raden Subroto Kadilangu (Demak).
beliau adalah putra Simbah KH Abdullah Dimyathi dengan Simbah Nyai Shofiyyah. Lahir
sekitar tahun 1912 M dan wafat pada hari Ahad Pon tanggal 4 Mei 1975 M atau
bertepatan dengan 23 Rabi’us Sani 1395 H. Beliau berperawakan kurus dan pendek.
Beliau lahir di sebuah Dusun terpencil yang bernama Bengkah yang merupakan salah satu Dusun yang berada dikelurahan Wonosekar Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Istri pertama beliau adalah Simbah Nyai Mustaqimah(Tegowanu) dari pernikahan ini dikaruniai tiga putri yakni; Zahro’ (Ibu Romo yai Munir Abdullah Ngroto), Zulaihah dan Rubaiah. Kemudian beliau menikah lagi dengan Simbah Nyai Musyarrofah (Karanggondang) bin Simbah KH Abu Bakar ( Adik Mbah Dimyathi ) dan dikaruniai enam putera yakni; Ahmad-Muhammad (kembar), K. Sya’ban, K. Juned (Pengasuh Pondok Ad-Dimyathiyyah sekarang), Aslamah dan K. Mahbub.
Beliau lahir di sebuah Dusun terpencil yang bernama Bengkah yang merupakan salah satu Dusun yang berada dikelurahan Wonosekar Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Istri pertama beliau adalah Simbah Nyai Mustaqimah(Tegowanu) dari pernikahan ini dikaruniai tiga putri yakni; Zahro’ (Ibu Romo yai Munir Abdullah Ngroto), Zulaihah dan Rubaiah. Kemudian beliau menikah lagi dengan Simbah Nyai Musyarrofah (Karanggondang) bin Simbah KH Abu Bakar ( Adik Mbah Dimyathi ) dan dikaruniai enam putera yakni; Ahmad-Muhammad (kembar), K. Sya’ban, K. Juned (Pengasuh Pondok Ad-Dimyathiyyah sekarang), Aslamah dan K. Mahbub.
PENDIDIKAN
Seperti adat kebiasaan
ulama-ulama’ terdahulu, seorang putera kiyai pada awal pendidikannya biasanya
mengaji dan belajar ilmu dari Ayahandanya sendiri, begitu juga dengan Simbah KH
Dzanuri beliau belajar pada ayahnya yakni Simbah KH. Abdullah Dimyathi.
Kemudian setelah beliau menginjak usia dewasa, beliau menimba ilmu di sebuah
pesantren di Jawa Timur tepatnya di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang yang
kala itu di Asuh oleh Hadharatusy Syaich Simbah KH. Hasyim Asy’ari (pendiri
Jam’iyyah NU). Konon ceritanya tatkala dipondok, beliau di beri amanat oleh
Simbah Hasyim Asy’ari untuk menjadi lurah pondok. Setelah beberapa tahun
menimba ilmu di pondok, beliau pulang ke kampung halaman dengan membawa barokah
ilmu yang di dapat dari para masayih yang ada di pesantren Tebu Ireng. Tak lama
setelah pulang dan menetap di Desa Bengkah beliau langsung diberi mandat oleh
ayahandanya yakni Simbah Abdullah Dimyathi untuk menggantikan beliau dalam
mengurusi masjid dan pondok pesantren.
SIFAT DAN KARAKTER
Beliau adalah ulama’ yang bergaya
hidup sederhana penuh dengan Tawakkal. Dari segi makanan, pakaian bahkan tempat
tinggal beliau sangat sederhana sekali. Beliau sangat peduli dengan orang-orang
lemah, tetangga dan masyarakat. Beliau juga berjiwa dermawan suka memberi
walaupun serba kekurangan. Ada sebuah cerita, pada saat itu kondisi ekonomi
keluarga beliau sangat minim, diceritakan bahwa untuk makan saja beliau harus “
nempur ” (bahasa jawa) yakni membeli
beras sedikit hanya untuk satu kali masak. Kemudian ada tamu yang membawa beras
satu karung, kemudian oleh Mbah Dzanuri beras tersebut di ambil secukupnya
kemudian beras tersebut beliau bagikan kepada masyarakat sekitar.
Mbah Dzanuri adalah seorang
ulama’ yang sangat ‘Alim, ilmunya sangat luas dan dalam. Beliau sangat
menguasai ilmu Nahwu, Shorof dan Fikih. Saking ‘Alimnya guru beliau yakni
Simbah Arwani Kudus sangat Ta’dzim kepada beliau. Para ulama’ Giri Kusumo pun
ketika ada permasalahan keagamaan yang sulit dipecahkan maka merekapun
berkonsultasi dan meminta fatwa kepada Mbah KH. Dzanuri. Kebiasaan beliau yang
unik adalah beliau senang sekali menguji para santri-santri dari pondok lain
yang sowan ke Ndalem beliau. Menurut cerita, Simbah KH. Marwan (Jragung) pun
tak luput dari ujian mbah Dzanuri, setiap kali sowan ke Simbah Dzanuri beliau
selalu di simak hafalan al-qur’annya oleh mbah Dzanuri.Beliau merupakan
ulama’yang sangat waro’, disahkan pada suatu hari ada seorang perempuan biduan
yang sowan kepada MBAH Dzanuri untuk meminta ijazah doa agar supaya laris.
Dalam hati Mbah Dzanuri beliau sangat jengkel, karena melanggar hukum syariat akan
tetapi wanita tersebut terus memaksa kemudian dengan sangat terpaksa Mbah
Dzanuri mengambil kotoran kambing dengan harapan agar biduan tadi tidak laku.
Selang beberapa hari wanita itu datang lagi ke ndalem Simbah haji Dzanuri
dengan membawa makanan yang sangat banyak dan berterima kasih kepada Mbah
Dzanuri karena berkat Kotoran tadi biduan tersebut laris. Setelah wanita itu
pulang beliau melarang semua anggota keluarganya untuk memakan makanan yang
diberikan oleh wanita tersebut.
KAROMAH SIMBAH KH.
DZANURI
Diantara kelebihan Simbah
KH. Dzanuri adalah beliau memilki firasat yang sangat tajam. Dikisahkan pernah
suatu kali beliau mengajak cucu beliau yakni K. Misbah dan K. Kholis (Manggar
mas) ke pasar Cathuk (pasar
Wonosekar)untuk menyenangkan cucu-cucunya. Ditengah perjalanan beliau berhenti
dan berkata kepada cucunya: ‘’ Le.... Ayo muleh iki ngko bakal ono tamu Agung,
neng pasare kapan-kapan maneh “ dan ternyata benar setelah tiba di Ndalemnya
beberapa saat kemudian datanglah tamu tersebut dan ternyata yang datang adalah
Simbah KH. Arwani (Kudus).
BBC ( Blogger Bengkah Community ) .
0 Response to "Biografi Simbah KH.Dzanuri"
Post a Comment