Prinsip Pembelajaran PAUD
Bengkah.com - Menurut Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Hingga saat ini, ribuan PAUD telah berdiri. Hampir di tingkat kelurahan, desa, dan dusun dusun berdiri sebuah PAUD dengan ciri khasnya masing-masing. Menciptakan PAUD yang nyaman bagi anak-anak didik untuk belajar merupakan tantangan yang besar bagi pengelola PAUD, kepala PAUD, guru PAUD, tukang kebun, petugas keamanan dan berbagai pihak yang berkarya dalam suatu PAUD. Mereka harus bekerjasama agar anak-anak didik merasa nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri mereka.
Pada artikel ini kita akan membahas tentang karakter dan Prinsip Pembelajaran PAUD
Karakteristik Belajar Anak Usia Dini
1. Anak belajar secara bertahap
Anak merupakan pembelajar alami. Anak memulai belajarnya sejak lahir dan terus berkembang secara bertahap, sesuai pengalaman yang mereka miliki. Mereka belajar dengan cara:
Bertahap, sesuai dengan tingkat kematangan perkembangan berpikirnya
Mulai segala sesuatu dari hal-hal yang bersifat konkret ke abstrak
Menggunakan seluruh indranya, yaitu dengan melihat, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba. Oleh karena itu, anak dapat mengamati, menghidu berbagai aroma, mendengarkan berbagai macam bunyi, merasakan, mencicipi, mendorong, menarik, menggerak-gerakkan benda dengan berbagai cara yang disukainya, dll.
2. Cara berpikir anak bersifat khas
Cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari hari. Sumber pengalaman anak didapat dari:
Pengalaman sensori, yaitu saat anak menggunakan indranya (penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa/pengecap, peraba).
Pengalaman berbahasa yang didapatkan anak saat mereka berkomunikasi dengan teman, orang tua, guru, atau orang lain.
Pengalaman budaya yang didapatkan anak melalui kebiasaan di rumah, nilai yang diterapkan dalam keluarga termasuk yang berlaku di lingkungannya.
Pengalaman sosial yang diperoleh dari teman sepermainan, perilaku orang dewasa, dan lain-lain.
Pengalaman yang bersumber dari buku dan media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain.
3. Anak belajar dengan berbagai cara
Anak senang mengamati dan menggunakan mainannya dengan berbagai cara. Misalnya, mobil-mobilan dapat digerakkan maju mundur, dimainkan rodanya, dibongkar, dll. Namun, orang dewasa sering menginginkan anak untuk bermain seperti yang dipikirkan mereka.
Sebaiknya, anak perlu diberi kesempatan untuk memainkan alat permainan dengan berbagai cara sehingga menemukan pengetahuan atau pengalaman baru. Orang dewasa berperan memperkuat atau memberikan makna terhadap pengetahuan atau pengalaman yang didapatkan oleh anak.
4. Anak belajar saat bersosialisasi
Anak memperoleh banyak pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, dan kemampuan lainnya berkembang pesat bila anak diberi kesempatan bersosialisasi dengan teman, benda/alat main, dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Prinsip Pembelajaran PAUD
1. Belajar melalui bermain
Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.
2. Berorientasi pada perkembangan anak
Guru harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Perkembangan anak tergantung pada kematangan anak. Kematangan anak dipengaruhi oleh status gizi, kesehatan, pengasuhan, pendidikan, dan faktor bawaan.
3. Berorientasi pada kebutuhan anak secara menyeluruh
Guru harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan:
- Kesehatan dan gizi yang memadai
- Pengasuhan yang tepat
- Pendidikan
Pemenuhan serta perlindungan terhadap hak-hak anak (hak atas kelangsungan hidup, partisipasi, tumbuh dan berkembang, perlindungan)
4. Berpusat pada anak
Anak diberi kesempatan untuk mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan serta mengalami sendiri. Dengan demikian, anak berperan sebagai pusat pembelajaran.
5. Pembelajaran aktif
Guru perlu menciptakan banyak kegiatan menarik yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu serta memotivasi berpikir kritis dan kreatif pada anak. Anak didorong untuk menjadi pembelajar aktif, yaitu melakukan aktivitas belajar atas dasar ide anak, bukan hanya mengikuti instruksi atau arahan guru. Ketika menjadi pembelajar aktif, seluruh pancaindra, anggota tubuh, dan proses berpikir anak juga aktif.
6. Berorientasi pada pengembangan karakter
Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Pengembangan nilai-nilai karakter dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan dan keteladanan yang bersifat spontan maupun terprogram.
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup anak yang mencakup kompetensi abad 21 (berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif). Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan, keteladanan, maupun kegiatan bermain yang terprogram.
8. Lingkungan kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan guru, pengasuh, dan anak lain. Lingkungan yang kondusif mampu mendorong munculnya proses pemikiran ilmiah. Lingkungan yang kondusif atau yang mendukung mencakup suasana yang baik, waktu yang cukup, dan penataan yang tepat.
9. Berorientasi pada pembelajaran demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai. Pembelajaran demokratis memupuk sikap konsisten pada gagasan sendiri, namun tetap menghargai orang lain dan mentaati aturan.
10. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Penggunaan media dan sumber belajar yang beragam memiliki tujuan agar pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna, serta lebih dekat dengan kehidupan anak.
Semoga artikel ini membawa manfaat untuk kita semua, jika ada kelasahan dalam penuisan ini, penulis memohon maaf yang sebsar besarnya.
Penulis : Ruli Ambarsari, S.Pd
0 Response to "Prinsip Pembelajaran PAUD"
Post a Comment